Ketika berkendara di jalan raya, kita pasti sering menemukan pengendara motor yang sein-nya terus menyala padahal sudah tidak lagi berbelok. Lampu sein yang lupa dimatikan bukan hanya mengganggu pengguna jalan lain, tetapi juga bisa memicu kecelakaan karena memberikan informasi yang salah. Fenomena ini ternyata cukup umum terjadi, baik pada motor baru maupun lama, termasuk skutik populer seperti vario gen 2.
Lalu, apa sebenarnya alasan yang membuat pengendara motor sering lupa mematikan sein?
1. Desain Tombol Sein yang Tidak Memberikan Umpan Balik Nyata
Sebagian besar motor memiliki tombol sein yang tidak mengembalikan posisi secara otomatis setelah berbelok. Pengendara harus menekan tombol kembali ke posisi netral untuk mematikan lampu sein. Pada beberapa motor, tombol ini tidak memberikan sensasi “klik” yang jelas sehingga pengendara tidak sadar apakah sein sudah mati atau belum.
Hal ini berbeda dengan mobil yang memiliki fitur self-canceling yang otomatis mematikan sein setelah setir berbalik. Pada motor, fitur ini jarang ada, sehingga lupa mematikan sein sangat mungkin terjadi.
2. Fokus Teralih Pada Situasi Jalan
Banyak pengendara, terutama pemula, masih sangat fokus pada keseimbangan, memantau kendaraan di sekitar, atau memperhatikan kondisi jalan. Dalam situasi yang ramai atau padat, mereka cenderung lebih memprioritaskan kendali motor daripada hal-hal kecil seperti memeriksa sein.
Ketika perhatian sepenuhnya tertuju pada lalu lintas, tubuh tidak mengingat rutinitas kecil tersebut. Pada akhirnya, sein tetap menyala hingga jauh dari titik belokan.
3. Tidak Mendengar Suara atau Melihat Indikator Sein
Beberapa motor memiliki suara “tik-tik” yang cukup jelas saat sein menyala, namun tidak semuanya demikian. Motor modern dengan bodi lebih kedap suara atau helm full face yang tebal bisa membuat suara indikator tidak terdengar.
Selain itu, lampu indikator sein di panel speedometer—termasuk pada motor seperti vario gen 2, kadang kurang terlihat jelas saat berkendara di siang hari. Jika lampu indikator kecil atau tertutup pantulan cahaya, pengendara bisa tidak menyadari bahwa sein masih aktif.
4. Kebiasaan Berkendara yang Kurang Disiplin
Sein yang lupa dimatikan sering berawal dari kebiasaan kecil yang dibiarkan berulang. Banyak pengendara menyalakan sein hanya sebagai formalitas, tanpa memastikan apakah sudah mati setelah digunakan. Kurangnya kedisiplinan ini akhirnya menjadi kebiasaan yang terbentuk dalam jangka panjang.
Di sisi lain, sebagian pengendara motor menganggap lupa mematikan sein sebagai hal sepele, padahal konsekuensinya sangat besar. Jika sudah terbiasa ceroboh, risiko untuk mengulangi kesalahan menjadi semakin tinggi.
5. Tidak Menggunakan Sein dalam Kondisi Berhenti Lama
Kadang, ketika berhenti lama di perempatan atau saat menunggu jalanan sepi, pengendara sudah terlalu fokus pada lampu merah atau kendaraan lain. Ketika lampu hijau menyala, mereka langsung melaju tanpa mengecek apakah sein masih menyala. Situasi seperti ini sering membuat sein tetap aktif hingga jauh setelah melewati persimpangan.
6. Gerakan Tangan yang Terbatas
Sebagian pengendara, misalnya yang membawa barang di kiri atau memakai jaket tebal, kadang tidak leluasa menggerakkan ibu jari untuk menekan tombol sein. Kondisi ini membuat mereka malas atau lupa mematikan sein karena tombolnya sulit dijangkau.
Ada pula yang merasa posisi tombol sein kurang ergonomis sehingga tidak nyaman menekan ke arah tengah.
7. Tidak Menyadari Bahayanya
Banyak pengendara tidak memahami bahwa sein yang lupa dimatikan bisa membuat orang lain salah mengira bahwa mereka akan berbelok. Akibatnya, kendaraan lain bisa menyalip dengan salah prediksi, memicu tabrakan. Ketidaktahuan tentang risiko ini membuat pengendara kurang tergerak untuk lebih memperhatikan sein mereka.
Lupa mematikan sein mungkin terlihat seperti kesalahan kecil, tetapi dampaknya bisa besar. Penyebabnya bervariasi, mulai dari desain tombol, gangguan fokus, hingga kurangnya disiplin berkendara. Motor modern seperti vario gen 2 sekalipun tidak memiliki fitur otomatis mematikan sein, sehingga tanggung jawab sepenuhnya ada pada pengendara.
Membiasakan diri memeriksa panel indikator setiap beberapa detik, terutama setelah berbelok, adalah langkah sederhana yang dapat meningkatkan keselamatan berkendara. Dengan kesadaran yang lebih tinggi, kita bisa menciptakan jalan raya yang lebih tertib dan aman bagi semua.
